PALEMBANG - Krisis listrik di
Provinsi Sumatera Selatan benar-benar parah. Petinggi PT PLN Wilayah S2JB
(Sumsel, Jambi, dan Bengkulu) yang selama ini berkoar kalau pemadaman listrik
(blackout) lantaran kerusakan PLTGU AGP Borang kapasitas 150 MW dan gangguan
transmisi 150 KV Bukit Asam-Lahat pengantar 1 dan 2, ternyata menutupi sejumlah
permasalahan listrik lain.
Faktanya, pembangkit lain yakni PLTG Borang
100 MW sudah tak beroperasi sejak 13 Oktober lalu. Penyebabnya karena
terhentinya pasokan gas. “Memang ada masalah dengan pasokan gas di PLTG Borang.
Kami sudah lakukan negosiasi dengan pihak terkait yang memasokkan gas untuk
tambah pasokannya dan percepat negosiasi gas tersebut. Kendala akibat pasokan
gas ini sudah ada sejak 13 Oktober lalu,” ungkap General Manager PT PLN
(Persero) Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) saat rapat dengan Gubernur
Alex Noerdin di Griya Agung, kemarin.
Paranai menjelaskan, PLTG
Borang tidak mendapatkan pasokan gas lantaran secara kontraktual gas habis.
“Tapi, terhitung Minggu sore (kemarin) sudah mendapatkan pasokan gas dari PT
Medco Energi. PLTG Borang bisa beroperasi kembali dan memasok listrik untuk
masyarakat Sumsel. Kita jamin tak ada lagi pemadaman.”
Ia menjelaskan, beban puncak
listrik di Palembang, sekitar 460 MW. Sedangkan beban puncak Sumsel sekitar 730
MW. “Gas dari PT Medco Energi tersebut akan mengalir secara bertahap. Hari ini
(kemarin) 8-10 mmbtu sehingga bisa mengoperasikan mesin PLTG sebesar 50 MW.
Besok (hari ini, red) direncanakan 18 mmbtu dan bisa mengoperasikan 100 MW PLTG
Borang.”
Paranai mengungkap masalah
listrik Sumsel ini teratasi berkat peran Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) yang turun tangan mengatasi debottlenecking birokrasi. Sekaligus
menginstruksikan agar kebutuhan gas untuk PLTGU Borang tersebut dipenuhi.
“Kami juga berterimakasih
dengan PT Medco Energi atas kesediaannya mengalirkan gas, meskipun masalah
administrasi kontrak belum bisa dilakukan hari ini (kemarin) dan akan menyusul
dilakukan esok hari (hari ini),” jelasnya.
Lanjut Paranai, pihaknya
membutuhkan waktu dalam memperbaiki semua kekacauan yang terjadi pada
pembangkit dan jaringan listrik. Apalagi, gangguan transmisi Bukit Asam-Lahat
pengantar 1 dan 2, mengakibatkan sistem Sumbagsel dan Sumbagteng terpisah
sehingga penghantar Bukit Asam-Baturaja trip dan terjadi blackout di seluruh
penyulang di Area Palembang. “Butuh waktu lama untuk pemeliharaan transmisi
Bukit Asam-Lahat itu.”
Dikatakan, terjadi juga gangguan
karena ketidaksiapan PLTG LM2000. Di samping,
PLN juga kesulitan dalam mengalirkan pasokan listrik. “Terjadi overload
akibat ketidakbersihan ROW (right of way). Itu karena adanya tanam tumbuh
(pohon) yang menghalangi. Kami sudah lakukan pemeliharaan baik di jaringan
berkapasitas muatan kecil maupun besar. Namun, memang tanam tumbuh terus
terjadi dan butuh perhatian besar dari semua pihak agar jaringan listrik tetap
aman,” ungkapnya.
Jika semua kendala yang ada
tidak segera diperbaiki, tambah dia, butuh waktu 1-2 bulan untuk perbaikan.
Karenanya, sudah ada beberapa solusi yang disiapkan. Antara lain, mencari
cadangan pembangkit listrik tambahan dalam waktu dekat.
Ke depan, Sumsel akan mendapat
tambahan suplai listrik dari beberapa pembangkit. Dari Sumsel sendiri seperti
pembangkit di Gunung Megang dengan tegangan sebesar 40 MW dan Inderalaya 5 MW
segera masuk sistem.
Selain itu, ada tambahan daya
listrik dari luar Sumsel yakni PLTA Singkarak dan Maninjau di Sumatera Barat
sebesar 120 MW. “Terpaksa disuplay provinsi tetangga.”
Tambah Paranai, pihaknya minta
suplai listrik dari luar Sumsel karena di daerah tersebut sudah hujan dan
PLTA-nya berfungsi dengan baik. “Sumsel ini bukan hanya gunakan listrik untuk
Sumsel sendiri namun juga untuk Lampung. Jika tidak Lampung akan parah tidak
mendapat listrik,” jelasnya.
Solusi ke depan? Kata Paranai,
pihaknya akan melakukan strategi jangka panjang dengan membuat proyek baru.
Yakni, sewa Keramasan 50 MW. Ini sama halnya dengan di Banjar Sari dan Keban
Agung. “Langkah ini akan memperkuat PLN dalam mendapatkan sumber listrik,
apalagi jika pembangkit di Sekayu dan Tebing Tinggi diaktifkan. Sumsel sangat
membutuhkan pembangkit yang menghasilkan cadangan listrik dari enam pembangkit
saat ini. Nantinya di Keban Agung akan dimaksimalkan untuk menyuplai 400 MW,”
bebernya.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin
mengeluhkan banyaknya gangguan jaringan listrik selama beberapa hari
belakangan. “Banyak permasalahan Sumsel. Mulai dari asap, air hingga listrik
yang sering padam. Dampaknya, cukup serius. Hampir semua pelayanan menjadi
terganggu, seperti rumah sakit, pemerintahan hingga masyarakat yang mengeluh.”
Alex menyebut, kondisi yang
terjadi sekarang sudah termasuk dalam kategori di atas luar biasa meski telah
dilakukan sejumlah upaya. “Sementar teratasi karena mendapatkan suplai gas dari
Medco. Selain itu, dapat tambahan suplai listrik 120 Megawatt (MW) dari PLTA
Singkarak dan Maninjau. Kebetulan karena hujan sudah mulai terjadi di sepanjang
Sumatera Tengah, kedua danau itu meningkat debit airnya, dan membuat over
suplai. Tambahan lain juga disokong dari Gunung Megang 40 Megawatt dan lima
dari Indralaya,” tegas Alex.
Dengan tambahan tersebut, Alex
menjamin jika mulai tadi malam, tidak akan ada lagi pemadaman listrik. “Saya
juga instruksikan seluruh bupati dan wali kota untuk membentuk tim patroli
bersama PLN setempat untuk mengawasi jalur transmisi, mengingat jalur ini
sangat rawan. “Bisa saja ada pohon atau halangan yang mengganggu. Intinya,
Pemprov Sumsel siap membantu untuk penyelesaian masalah ini, terlebih dalam dua
bulan ke depan kita bakal menggelar dua event yang cukup penting,” pintanya.
Berdasarkan laporan yang ia
terima, tambah Alex, terjadi sejumlah kerusakan di PLTGU yang bisa menyuplai
listrik sebesar 150 MW di Borang. Kondisi ini baru bisa beroperasi normal dalam
kurun waktu satu hingga dua bulan ke depan. “Jangan lagi dimarahi PLN itu. Saya
sudah ambil alih. Yang jelas saat ini, bagaimana caranya supaya tidak terjadi
lagi, dengan menyiapkan cadangan dari Sumsel,” ungkapnya.
Alex menanggapi pernyataan GM
PLN atas keyakinan tidak terjadi pemadaman lagi dengan bercanda. Ia akan
menggantung GM PLN jika janjinya tak terbukti. “Untuk GM-nya butuh tali yang
spesial karena badannya besar, kalau masih padam listrik saya gantung PLN,”
tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sudah meminta pihak-pihak terkait untuk mengatasi krisis
listrik di Sumsel. “Saya telah
menghubungi dirut PT PLN (Persero), Dirjen Migas Kementerian ESDM, dan Plt Kepala
SKK Migas. Saya perintahkan pasokan gas
panas bumi segera dialirkan ke Borang.”
Menurut Sudirman, itu adalah bagian dari
solusi cepat untuk mengatasi masalah atau debottlenecking. Jika diperlakukan
biasa atau business as usual, maka kerugian masyarakat Sumsel akan semakin
besar.
Kepada Pertamina EP, mantan
Direktur Utama PT Pindad (Persero) itu, meminta agar tetap mengalirkan gas
buminya ke Borang. Segala sesuatu terkait formalitas (paper work) bisa
dikerjakan hari ini di bawah koordinasi SKK Migas.
Plt Kepala SKK Migas Johannes
Widjonarko menambahkan, tadi malam gas untuk Borang sudah dialirkan. “Kebutuhan
untuk pembangkit ini sendiri adalah sekitar 25 mmbtu. Sekarang sudah start up,” katanya.
0 comments:
Post a Comment